Minggu, 01 Mei 2011

Jadi Pecandu

Kalo boleh cerita, dan mungkin ini adalah nyata dalam kehidupan seseorang. Kisah seorang kawan yang tiga tahun lalu beradu hati kepadaku. Dan kini, entah bagaimana keadaanya. Telah menghilang tanpa kabar selama tiga tahun kurang lebih. Yah, moga-moga selalu mendapatkan pilihan yang baik.

Ia adalah seorang pecandu, ia hanya mengatakan “Aku kecanduan”. Hingga kini aku pun tak bias memastikan ia kecanduan apa. Pokoknya ia minta solusi bagi orang yang kecanduan. Karena dirasa sudah parah dan perlu pengobatan.

Dan dalam catatan ini aku tidak ingin berbicara resep ampuh mengatasi kecanduan. Tapi ingin berbagi rasa dari orang yang sudah kecanduan. Betapa sedih, dan kasihan saat rasa itu membara bergejolak dalam gelora nafsu.

Memang begitu lihai setan menggoda hamba Allah. Dan ini sudah dicatat dalam Kitab Allah. Menurut pengakuan seorang kawan yang telah tercandui dengan perbuatan nistanya, ia merasa menderita, tak sekejap pun kebahagiaan hadir didepan matanya, tak setetes pun air segar jatuh di bibirnya. Hingga ia rasakan kehampaan dalam hidupnya.

Kenapa demikian?, setiap langkah yang tertapakkan di permukaan bumi selalunya dihantui oleh rasa menuruti gelora nafsu. Padahal sebenarnya ia mengerti, bahwa perbuatan itu tidak dibenarkan. Dan dapat di rasio oleh berbagai kalangan masyarakat. Baik pejabat atau rakyat, orang kota atau orang desa, kaya atau miskin. Namun ia tak mampu menahan semua gelora hatinya, sehingga perbuatan nista itu ia lakukan lagi.

Apakah ia tidak punya keinginan kuat untuk menyudahinya?. Ia mempunyai keinginan itu, namun ia tak mampu mengalahkan gejolak nafsu yang sudah begitu membesar menguasai jiwa bersihnya. Akhirnya, selalunya ia kalah dan kalah. Akhibatnya, ia selalu resah dan resah, tak pernah kebahagiaan itu hinggap sejenak dalam hatinya.

Ini adalah cerita nyata, kami bertatap muka dengan pelaku itu. Hamper saja ia putus asa untuk merubah diri. Seakan hidup ini sudah tiada lagi arti baginya. Dan ini sangat memperngaruhi masa depan yang selama ini ia cita-citakan.

Akhirnya, ia pergi tanpa pamit. Entah dimana, dan moga ia dapatkan jalan keluar. Ia adalah seorang kawan yang pernah berlalu dalam hidupku. Aku selalu berharap, moga suatu saat aku mendengar kabar tentang dirinya. Dan apa yang aku dengar adalah kabar baik tentang dirinya.

Karena hingga kini, aku pun tak bias pastikan perbuatan apakah itu. Dan aku hanya bias menyarankan kepada teman-teman, agar selalu menjaga diri dari kecanduan. Yang hatinya masih bersih, jangan coba-coba mengkotorinya. Bila sudah berkarat, maka sulit untuk di hilangkan. Karat hati itu berupa kecanduan melakukan perbuatan nista.

0 komentar:

Posting Komentar