Sabtu, 30 April 2011

Surat Umi Kepada Putranya

Kepada yang umi cintai sepenuh hati
Buah hatiku di bumi Allah ……

Assalamu’alaikum warohmatullohhi wabarokatuh

Bagaimana kabarmu sayang…umi harap ananda selalu dalam lindungan Allah. Umi terpaksa menulis surat ini.. rasa kangen di dada umi ini rasanya sudah tak tertahankan lagi sayang. Umi minta maaf.... kalau kedatangan surat umi ini mengganggu ananda. Maafkan umi kalau surat ini membuat ananda malu dengan teman-teman. Sungguh... tidak ada niat umi seperti itu.... hanya untuk melepas kangen umi sama ananda.

Sayang... ingin rasanya umi menjengukmu ke sana. Wajah ananda selalu muncul dimimpi umi. Tapi niat umi itu selalu umi kubur dalam-dalam. Hanya satu alasan umi sayang... umi ingin anak umi bisa mandiri.... umi ingin anak umi bisa merenungi kesendirian tanpa kehadiran umi disamping ananda.

Anakku yang umi sayangi.... umi bangga dengan ananda. Disaat teman-teman ananda mengisi hari-harii Ramadhan-nya dengan bermain dan bersenda gurau,... anak umi justru belajar agama di tempat yang jauh dari umi. Sungguh senaaaa...ng sekali hati umi ini. Umi harap
acara ini bisa mendorong ananda menjadi anak yang sholeh... sebagaimana yang umi harapkan ketika umi berjuang dengan susah payah melahirkan ananda.... ketika wajah lucu ananda yang mungil baru muncul di dunia ini, hanya satu do’a umi saat itu... “Duhai Allah .... Engkaulah yang menggenggam takdir anakku ini. Aku mohon ya Allah jadikan anak yang ada dihadapanku sebagai anak yang sholeh.... jadikanlah ia anak yang bisa membahagiakanku kelak dihadapan-Mu ya Allah.... Jadikanlah ia anak yang dapat membuatku bangga kelak dihadapan-Mu ya AIllah.

Pertemukan kami kelak di syurga-Mu ya Allah. Jangan Engkau pisahkan kami ya Allah. Jangan kau biarkan aku memasuki syurga-Mu tanpa anak ini disampingku“. Sampai sekarang umi selalu ulang-ulang do’a umi itu. Umi sangat berharap do’a umi itu menjadi kenyataan. Dan sekarang umi mulai yakin bahwa anak umi adalah anak yang sholeh. Kesediaan ananda mengikuti acara ini membuat umi yakin bahwa do’a itu akan menjadi kenyataan. Sungguh bahagiaaaa.... sekali hati umi ini.

Anak-ku yang sholeh.... umi tidak tahu berapa lagi umi diberi kepanjanagn umur oleh Allah. Umii merasa umi sudah tua. Umi merasa malaikat maut tidak lama lagi akan datang menjemput umi. Mungkin surat ini surat terakhir umi untuk ananda. Mungkin ketika ananda pulang, umi sudah tidak ada lagi di rumah. Maafkan umi sayang.... kalau selama ini umi banyak salah sama ananda. Maafkan umi kalau umi sering marah dengan ananda. Nyuruh ananda mengaji, belajar, puasa, sholat yang mungkin ananda merasa tidak suka. Jangan dendam sama umi ya sayang...Bantu umi dengan do’a-do’amu ya sayang.

Hanya do’a yang umi harapakan dari ananda. Hanya do’a ananda, amal jariyah dan kerja dakwah umi selama ini yang dapat meringankan beban umi dihadapan Allah.

Ananda tersayang.... umi titip.... rawat abi dengan baik ya sayang. Sayangi beliau sebagaimana ananda menyayangi umi selama ini. Abi sudah banting tulang supaya ananda bisa sekolah seperti teman-teman yang lain. Buatlah abi bahagia dengan kesholehan dan budi pekerti yang baik. Jangan sakiti hatinya sedikitpun ya sayang...

Wassalamu’alaikum... ,       
Dari Insan yang slalu menyayangi dan mencintaimu dengan tulus

0 komentar:

Posting Komentar